
PASAMAN-Menyikapi kondisi nusantara belakangan ini, konflik dan pergesekan yang riskan meretakkan bingkai kerukunan umat beragama.
Melalui program kerjanya, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman menggelar kegiatan dialog lintas agama dengan tema bertoleransi menjaga kerukanan yang terbingkai, diikuti oleh praktisi, tokoh agama, pemuda dan masyarakat ranah saiyo di gedung pertemuan flom mitra Lubuk Sikaping Selasa (18/4).
Selaku pimpinan instansi pemerintah berkompeten, H.Abdel Haq menjawab persoalan kerukunan antar dan intra umat beragama di Pasaman penting untuk tetap terjaga dan terjamin selamanya. Melalui kegiatan itu diharapkan mampu memperkukuh tekad, komitmen para pemuka, tokoh agama, masyarakat serta pemuda melestarikan kedamaian, persatuan, kesatuan dan rasa bertoleransi.
Lanjut dipaparkannya, Kegiatan dialog yang merupakan bahagian dari program kerja kantor sengaja direncanakan dan diselenggarakan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang terus rukun, damai, mengimplementasikan kebhineka tunggal ikaan di tengah perbedaan agama, suku dan budaya.
Di samping itu katanya Rabu (19/4) kegiatan itu sebagai langkah mewujudkan visi kantor yaitu masyarakat yang taat beragama, rukun, cerdas, sejahtera lahir dan bathin. Juga mendukung pewujudan visi dan misi pemerintah daerah ini yakni masyarakat Pasaman yang sejahtera, agamis dan berbudaya.
Hadir dalam dialog, Bupati H.Yusuf Lubis mengapresiasi kegiatan Kemenag tersebut sembari mengajak masyarakat untuk tetap bersatu padu, bersama membangun daerah dan mewujudkan visi. Ditengah kemajemukan baik agama, suku dan budaya kerukunan umat harus tetap terjaga karena itu pilar pembangunan bangsa.
“Tanpa adanya kerukunan pembangunan akan stagnan dan mandek, ” ucapnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Khaiful didampingi Ketua pelaksana Yusuf Sabri menginformasikan kegiatan yang telah ditutup resmi oleh Kepala kantor dihadiri juga oleh Kapolres Pasaman Kombes Reko Sasongko, SIK diikuti Kepala KUA, penyuluh agama Islam, Khatolik, Protestan, ormas pemuda agama, FKUB dan tokoh-tokoh agama Islam, Khatolik dan Protestan.
“Peserta sangat bersemangat mengikuti dan menganggap penting terlaksana,” terang Khaiful.(by 78/ Rz).