PASAMAN-Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman menggelar bimbingan manasik haji kecamatan selama delapan hari.
Informasi didapat dari Kepala Kantor H.Abdel Haq dan Kepala seksi Penyelenggara Haji dan Umrah H. Tohar Mukti Siregar Jumat (19/5), manasik ini bertujuan untuk membekali calon jemaah haji (CJH) sebelum keberangkatan ke tanah suci menunaikan ibadah haji dan umrah.
Disebutnya, pelaksanaan manasik dilangsungkan di Sembilan kecamatan yaitu Tigo Nagari, Bonjol, Lubuk Sikaping, Panti, Rao, Rao Selatan, Padang Gelugur, Duo Koto dan Rao Utara yang digelar sejak 14 Mei kemarin dan akan berakhir pada 21 Mei nanti.
“Manasik ini diikuti sebanyak 160 CJH yang telah melunasi BPIH tahap pertama,” ujarnya.
Ditambahkannya, untuk pelunasan tahap kedua dimulai tanggal 22 Mei hingga 2 juni di bank-bank yang telah ditunjuk sebagai penerima setoran biaya haji (BPS). Ini diperuntukkan bagi CJH lanjut usia (lansia), pendamping dan jemaah yang telah pernah berangkat haji.
Kepala kantor H.Abdel Haq mengatakan, bimbingan manasik haji diperlukan dan bernilai penting khususnya bagi CJH yang terpanggil untuk menunaikan ibadah rukun Islam kelima. Di dalam bimbingan tersebut, jemaah dibekali berbagai ilmu yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah di tanah haram.
Menurut calon pembimbing ibadah atau petugas haji kloter Padang itu, CJH perlu mengetahui dan memahami dengan baik ilmu-ilmu agama, tuntunan beribadah, akhlak, mengenali tradisi atau adat istiadat suku arab dan lainnya, Ia menilai karena haji membutuhkan kematangan, kesanggupan lahir dan bathin guna mendapatkan kemabruran.
” Tanpa haji yang mabrur, perjalanan ibadah yang berat itu akan sia-sia,” ucapnya.
Ia mengingatkan, disamping bekal ilmu juga sangat urgen adalah kesehatan fisik atau jasmani. Dan di bimbingan manasik haji itu, jemaah dibekali dengan ilmu kesehatan. Maka CJH harus menjaga kesehatannya dan pola makan serta kehidupannya.
Lebih lanjut Abdel Haq mengatakan nilai kemabruran haji itu sendiri akan nampak setelah kembali dari melaksanakan haji, dimana perubahan sikap mental dan amaliah kesehariannya lebih baik dari pada sebelum menuaikan haji.
Sembari itu beliau menjelaskan kiat-kiat meraih kemabruran itu diantaranya ikhlas, seorang hanya mengharap pahala Allah, bukan untuk pamer, kebanggan, atau agar dipanggil oleh masyarakatnya pak haji atau bu haji. Lalu Ittiba’ atau meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, dia berhaji sesuai tata cara haji yang diperaktekkan oleh Nabi dan menjauhi perkara-perkara bid’ah haji.
Kemudian ditambahnya langkah untuk mendapatkan haji yang diridhoi Allah SWT itu adalah harta untuk berangkat hajinya harus halal. Juga menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan dan penyimpangan yang dinilai dapat merusak pahala dan keabsahan ibadah.
“Berakhlak baik antar sesama, tawadhuk dalam bergaul, dan suka membantu kebutuhan saudara lainnya,” imbuhnya.(abie78/RZ).