ISIS SUDAH RUNTUH, MEDIA IRAK UMUMKAN PEMBEBASAN IBUKOTA KELOMPOK TERORIS

 
IRAK-Negara palsu itu sudah jatuh,” ujar jubir militer Irak, Brigjen Yahya Rasool, dalam sebuah pengumuman yang disiarkan oleh televisi milik negara Irak, Kamis 29/6.
Sebelumnya, Tentara Nasional Irak telah berhasil menguasai Masjid Al-Nuri di kota Mosul, yang sejak tahun 2014 diduduki oleh kelompok teroris Islamic State alias ISIS atau DAESH, dan menjadi ibukota bagi “kekhalifahan” tersebut di Irak.
Adapun Masjid Al-Nuri tersebut memiliki peran penting tersendiri, sebagai tempat dimana “khalifah” bagi kelompok teror tersebut, Abu Bakar Al-Baghdadi, pertama kali mengumumkan berdirinya kekhalifahan tersebut.
Siaran TV tersebut mengatakan bahwa kembalinya Masjid Al-Nuri di bawah kekuasaan pemerintah berarti bahwa kota Mosul, sebagai pusat komando bagi ISIS, telah dibebaskan, sementara pasukan militer Irak tengah berupaya “membersihkan” kota tersebut dari elemen-elemen ISIS.
Sebelumnya, pada Rabu 21/6 lalu, militan ISIS meledakkan Masjid Al-Nuri yang berumur 850 tahun itu beserta menara Hadba yang ikonik dengan kemiringannya, di tengah pertempuran sengit dengan pasukan militer Irak yang didukung oleh serangan udara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Saat ini, tentara Irak juga menyerbu posisi-posisi terakhir ISIS di selatan Kota Tua Mosul dan memperkirakan akan berhasil merebut kembali kawasan tersebut dalam beberapa hari ke depan.
Kampanye militer yang dijalani oleh pasukan militer pemerintah Irak untuk merebut kembali kota Mosul kini sudah berjalan selama delapan bulan.
Kemarin, Rabu 28/6, kepala kepolisian Irak Letjen Shaker Jawdat mengatakan bahwa aparat keamanan bergerak melalui distrik al-Farouq menuju kawasan Bab al-Toub, Bab al-Toub, Serjkhana, Bab al-Jadid dan Bab al-Lakash di pusat Kota Tua Mosul.
Ia juga mengungkapkan kemarin bahwa pasukan Irak sudah menguasai lebih dari 70 persen dari wilayah kekuasaan ISIS di Mosul, dan memperkirakan bahwa ada sekitar 300 militan ISIS yang tersisa di Kota Tua Mosul.
Sementara itu, kondisi kemanusiaan di kota Mosul juga menjadi perhatian dunia internasional, dengan banyaknya korban sipil yang berjatuhan dan dugaan pelanggaran HAM oleh kedua belah pihak. Serangan udara oleh koalisi pimpinan AS juga turut mendapat kritikan karena sifatnya yang dinilai oleh organisasi-organisasi HAM internasional sebagai serangan yang “membabi-buta”.
Diperkirakan sebanyak 862,000 warga sipil terpaksa melarikan diri dari Mosul sejak operasi pembebasan tersebut dimulai. Sebanyak 195,000 juga telah kembali ke tempat tinggal mereka di kawasan timur Mosul usai daerah tersebut berhasil direbut kembali oleh pasukan Irak. Reporter: HJA/PressTV (km)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.