KETUA PWI KEPULAUAN MERANTI SAYANGKAN PERNYATAAN BERNADA FITNAH

KEPULAUAN MERANTI-Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Riau diserbu massa aksi damai, Kamis (13/7/2017) pagi. Sejumlah guru honor madrasah memperjuangkan hak mereka terhadap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang tak kunjung terealisasi.

Secara garis besar, ada tiga tuntutan dalam aksi damai tersebut, yakni masalah beasiswa, bantuan ke Kemenag, dan Penyaluran ADD tahun 2016 dan 2017.

Namun sangat disayangkan, aksi damai ini berujung kisruh dengan ‎awak media setelah salah seorang oknum guru madrasah bernama Syahril melontarkan ucapan yang tak pantas. Tapi beruntung, para kuli tinta ini masih bisa menahan amarah, sehingga Syahril terhindar dari amukan wartawan.

Pantauan di lapangan, semula aksi yang didukung LSM Koppas Riau tersebut berlangsung aman dan tertib. Meskipun dari mulut guru agama ini kerap terdengar tudingan yang mengarah fitnah pada Bupati Drs Irwan Nasir MSi dan Ketua DPRD Kepulauan Meranti Fauzi Hasan, namun mereka tetap dilayani dengan baik oleh Asisten I Azza Fahroni yang saat itu dipercaya mewakili bupati menemui massa aksi.

Usai berorasi di halaman, seluruh massa aksipun diminta masuk ke ruang Melati untuk membahas tuntutan mereka. Pertemuan sempat memanas setelah Jefrizal Jef selaku Koordinator (LSM Koppas Riau) dan peserta aksi lainnya bersikeras meminta kepastian Pemkab Meranti tentang hak para guru yang belum dibayarkan.

Karena tidak bisa membuat keputusan, Azza pun terpaksa meminta waktu untuk menghubungi Bupati Irwan yang kebetulan sedang dinas di luar kota. Saat pertemua diskor, terdengar seorang peserta aksi mengusulkan agar masalah tersebut disampaikan kepada wartawan yang meliput melalui jumpa pers.

Usulan itu malah dibantah Syahril, salah seorang guru Aliyah di Desa Centai, Kecamatan Pulau Merbau. Bahkan, dengan lantang pria berkaca mata itu mengatakan bahwa usulan temannya tidak perlu, karena media telah dibayar.

Pernyataan Syahril spontan membuat awak media geram. Namun, masing-masing berusaha menahan diri. Setelah aksi yang kemudian berlanjut ke DPRD Kepulauan Meranti usai, seluruh wartawan langsung berkumpul sambil mencari guru sombong tersebut.

“Apa maksud perkataan mu tadi. Sekarang, kami minta kau jelaskan di depan umum,” kata Rudi, wartawan yang bertugas di Kepulauan Meranti ‎yang didampingi beberapa orang wartawan lainnya sambil menyeret Syahril yang saat itu sempat bersembunyi di kamar mandi.

Mungkin karena bersalah, Syahril pun tak dapat berkata-kata. Apalagi setelah semua wartawan memarahinya. Dengan tergagap-gagap guru sombong tersebut hanya bisa berkata bahwa dirinya hanya bercanda dan langsung meminta maaf. Namun, pernyataannya itu tetap tidak bisa diterima.

Melihat suasana semakin memanas, semua yang hadir berusaha menenangkan wartawan. Apalagi ketika ada wartawan yang begitu emosi dan seakan hendak memukuli Syahril. Untunglah semua itu tidak terjadi dan Jefrizal Jef langsung mengangkat kedua tangannya sambil memohon maaf atas nama Syahril.

Menanggapi hal itu, Ketua PWI Kepulauan Meranti Ahmad Yuliar SIKom, sangat menyayangkan pernyataan tersebut. Apalagi pernyataan bernada fitnah itu dilontarkan seorang guru agama yang selama ini selalu mengajarkan akhlak dan etika yang baik kepada peserta didik.

Dia berharap hal serupa tidak terulang kembali oleh pihak mana pun. Apalagi hal semacam itu tidak benar sama sekali.

“Wartawan di lapangan bekerja sesuai kode etik jurnalistik. Bahkan selama ini kita begitu aktif dan jemput bola agar masalah mereka bisa diselesaikan. Kalau memang punya bukti silahkan bawa ke jalur hukum, jangan asal bicara. Guru agama lagi, kan tidak pantas,” ungkap pria yang akrab disapa Amek itu.

Meski terluka dengan fitnah yang dilontarkan Syahril, Amek dengan tegas mengatakan PWI tetap tidak akan membawa kasus tersebut ke jalur hukum. Kebijakan ini juga diambil karena rasa kasihan Syahril dan guru lainnya yang saat ini sedang memperjuangkan hak mereka.

“Kasus ini benar-benar membuat kawan-kawan terluka. Tapi kita masih bisa mengerti dengan kondisi. Dan ini juga harus menjadi pelajaran kepada Syahril dan pihak lainnya agar jangan asal bicara,” tukasnya (anhar R)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.