Catatan: Endar Rambe detikperistiwa.com – Perjalan tim Masyarakat Peduli Pembangunan (MPP) yang berjumlah empat orang, melakukan meninjau proyek Panas Bumi di Pahae Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), ternyata banyak potensi daerah belum termanfaatkan secara optimal.
Bergerak dengan langkah pasti dari Kota Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), pada Selasa 9 Agustus 2016 sekitar pukul 06.00 wib dengan menggunakan mobil Port, kemudian singgah sebentar di Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai, karena ada anggota yang harus ikut dalam petualangan ini.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 08.00 Wib singgah sejenak di Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas (Palas)-Sumut, untuk makan pagi, karena bagaiamana pun meski harus mengejar target ke Panas Bumi dan program lainnya, namun kesehatan fisik mesti tetap terjaga dengan baik.
Usai makan dan rehat sejenak, kemudian perjalan dilanjutkan ke Kota Sibuhuan, Kabapaten Palas, setelah berdiskusi di sana, kemudian diputuskan untuk melanjutkan diskusi pada hari berikutnya, sebab tim MPP akan melanjutkan perjalanan dan top target lainnya.
Seterusnya, sesampai di Kecamatan Sosopon, tepatnya di Obyek Wisata Siraisan, ternyata panorama alam di sini sangat kaya dan luar bisa, desiran air masih terlihat asri melahirkan alunan irama yang memiliki seni yang luar biasa, sehingga suasana khas pun lahir, kemudian menimbulkan kenangan tersendiri.
Sambil menikmati indomie rebus, kemudian nasi goreng ala Obyek Wisata Siraisan, semakin menambah nikmatnya perjalanan dalam perjuangan menuju target project, apalagi hembusan angin menuyusup langsung ke pori-pori, membakas rasa yang benar-benar tak bisa terlupakan.
Meski berat kaki untuk meninggalkan tempat tersebut, tapi karena schedul kegiatan yang harus dilakukan, tim sepakat untuk meninggalkan tempat itu, mobil Port dengan warna silver melaju dengan setia, walau jalan berliku-liku dan berbelok-belok, bahkan ada jalan yang rusak berat.
Tiba atas bukit barisan perbatasan antara Kecamatan Sosa, Kabupaten Palas dengan Kecamatan Batang Onang Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), tersentak dengan pemandagan yang sangat luar bisa, bukit indah mengikur gambaran seni dan pesona yang sangat eksotik.
Seluruh tim berdecak kagum, mengagumi indahnya suasana potensi alam itu, sang driverpun menghentikan kenderaan di tengah-tengah pendakian yang sangat terjal, untuk mengabadikan diri dengan mengambil dokumentasi keindahan alam ciptaan tuhan ini.
Liuk-liuk perbukitan nun jauh di sana terhampar begitu indah, tampak dengan jelas, celah-celah bukit dan jurang-jurang curam, terlihat petakan-petakan perkebunan masyarakat setempat, baik yang ditanami kayu-kayuan maupun tanaman holti kultura dan lainnya sepertinya semua ciptaan tuhan takkan pernah sia-sia menjadikan alam dan isinya untuk kemaslahan umat manusia.
Namun tim, sangat tercengang, karena menurut informasi kalau areal tersebut masuk dalam kawasan hutan lindung (Hutan Pemerintah) yang dilarang untuk menebang, tapi sudah terjamah, maka timbul pertanyaan dalam benak apakah lahan sudah semakin sempit, sehingga orang-orang di sekitar harus bergeser membuat areal perkebunan di hutan terlarang itu atau memang pengawasan dari pemerintah yang kurang efektif.
Sang deriver pun menyahut “Yo hari sudah mulai siang nih berangkat Yuk”, tim pun mengiyakan dan perjalan dilanjutkan, namun mobil Port dipaksa melewati jalan yang baru dibuka, tepat di tengah pendakian jantung pun terasa mau copot, karena mobil tak mampu mendaki, terpaksa harus ada yang mengambil batu besar untuk menggalang ban supaya tidak terprosok.
“Wah kalau sempat terjatuh ke jurang sana, mungkin mobil ini bisa jadi abu,” cetus Bendahara MPP Sumadi. Akhir secara perlahan mobil dimundurkan ke dareah yang memiliki dataran, sang Driver Hardizon menancap gas mobil hingga ke puncak bukit barisan.
Namun Endar Rambe dan Sumadi Hasibuan yang turun dari mobil, terpaksa harus berjalan kaki mengikuti mobil dari belakang, meskipun terengal-sengal, keringat mendidih mendaki bukit, sebab terik matahari seolah-olah berada di atas ubun-ubun kepala, namun semuanya selamat dari jalan terjal tersebut.
Tempat berada di Huta Julu, Kecamatan Batang Onang, tim tersentak dengan ratusan bebek menutupi badan jalan, terpaksa mobil dihentikan sebentar, karena tim melihat ini termasuk hal unik, maka Sekretaris MPP Endar Rambe turun dari mobil dan mengabdikan dengan mengambil dokumentasi.
Perjalanan melewati Bandara Aek Godang, Kecamatan Batang Onang, karena kondisi keuangan sudah menipis, tepat di Pabrik Getah, Panoppuan, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Sumut ada mesin ATM BNI, Ketua Hardizon menghentikan kenderaan dan mengambil uang tunai di tempat tersebut.
Setelah masing-masing sudah ada uang di kantong, petualangan pun terus berjalan sambil melihat kiri-kanan melihat perkantoran pemerintah Kabupaten Tapsel di sekitar Kecamatan Sipirok yang baru dibagun.
Untuk rehat sejenak tim istrahat di Hotel Tor Sibohi Nauli, Kecamatan Sipirok, sambil belanja baju, karena pakaian di badan sudah mulai terasa asem baunya. Teman-temanpun menyempatkan belanja dan bertukar pakaian.
Berkeliling di resort Hotel Tor Sibohi Nauli yang di dirikan Almarhum Mantan Gubernur Sumut Rajainal Siregar, ternyata ada kenangan yang tak terlupakan, pondok (Bangunan) khas memiliki nama tersendiri, sapaan nan ramah dan senyum nan menawan dari petugas hotel kepada setiap pengunjung menjadi catatan tersendiri bagi tim.
“Wah terasa nikmat ini tak bisa dibeli dengan uang, ini sejarah yang sangat luar biasa, untuk apa kita punya uang kalau tak bisa dinikmati, kemudian kita meninggal dan harta menjadi rebutan bagi generasi kita, bagus kita jalan-jalan begini menikmati perbendaharaan ciptaan tuhan,” ungkap Hardizon yang juga Ketua Tim MPP.
Setelah puas menikmati panorama alam di Resort Tor Sibohi ini, tim terus meluncur kebawah di Wilayah Tapanuli Utara (Taput) Sumut, di sepanjang jalan ada catatan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena keindahan ibarat titisan sorgawi yang dititipkan di muka bumi.
Hingga pukul 18.00 wib, sampai di sebuah kedai jual buah durian bahasa setempat Tarutung, tak segan-segan tim langsung memesan tiga buah sekaligus, ternyata buah ini hanya disajikan dengan cabai merah dan nasi putih saja, tapi karena cuaca yang dingin dan perut terasa lapar, hingga nasi yang tersedia habis dilahap tim.
” Ini asli pak, harga Rp 20 ribu per buah, seminggu ini tak kan busuk pak, silahkan saja pesan pak,” kata penjual durian dengan gaya promosi. Tim tak segan ada yang memesan sampai lima buah untuk dibawa pulang.
Terasa nikmat dan lezat sekali duriannya, setelah dipastikan semuanya sudah kenyang, tim berbelok ke belakang dan istrihat di penginapan muslim masih di wilayah Pahae Taput-Sumut.
Ternyata di penginapan ini ada tersedia pemandian air panas dan air biasa, ini terasa lain dengan yang lainnya, tulang-tulang yang sudah pegal-pegal, karena berjalan jauh, ternyata setelah disiram air panas, badanpun terasa nyaman kembali.
Malam hari tidak banyak bisa dikerjakan, karena tim sudah terasa penat sepanjang hari, langsung sang pimpinan Tim memesan dua kamar, tanpa basa-basi anggota tim terkapar bagaikan setengah mayat di dipan sederahana yang disediakan pemilik penginapan.
Kemudian Rabu 10 Agustus 2016, sewaktu subuh tim mandi dan melaksanakan ibadah shalat Shubuh sebagai sarana komunikasi dengan sangat pencipta, usai tim turun dari penginapan di lantai II, tanpa banyak komentar anggota tim memesan makan sesuai selera masing-masing.
Sekitar pukul 08.00 Wib, tim bergerak lagi, kemudian berkoordinasi dengan Camat Pahe dalam peninjauan panas Bumi tersebut, namun Camat setempat menginstruksikan supaya berkomunikasi dengan pihak Pemkab Tapanuli Utara (Taput), perjalanan dilanjutkan menuju Wisata Rohani sekitar 50 KM dari objek panas bumi.
Sampai di Kota Wisata Rohani, Kabupaten Taput-Sumut, usai melakukan koordinasi dengan pemerintahan setempat, kemudian pandagangan mata diarahkan ke wilayah peerbukitan, di sana tampak jauh Wisata Salib Kasih di bukit barisan, ukiran perbukitan sangat luar biasa, terlintas dalam fikiran memang tak ada yang sia-sia dari ciptaan tuhan di muka bumi ini.
Setelah itu, tim pun memutar balik kebelakang, menuju panas bumi di Kecamatan Pahae Jae dan Pahae Julu, setelah menijau panas, ternyata proyek Sarulla Geothermal Power Plant Sil Power Plant Hyundai Engineering & Construction, program multi nasional kerja sama dengan luar negeri.
Menurut keterangan para staf yang ada di proyek tersebut, produksi panas bumi dari Gunung Sarulla tersebut, sekitar 220 Mega What (MW), ini bisa menjadi cadangan energi listrik untuk kebutuhan nasional, khususnya Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Sumut-Aceh, termasuk projek inilah yang akan ditinjau Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan ke Kabupaten Rohul.
Usai melakukan peninjauan, kemudian tim siap-siap bergerak pulang ke arah Negeri Seribu Suluk, namun hasil kesepakatan bersama, tim singgah sebentar di Tor (Bukit) Simago-Mago, Kecamatan Sipirok, meski ke arah sulit untuk dilalui, setelah di atas, kembali seluruh tim berdecak kagum, perasaan kita sudah tak jauh lagi dari langit, jika di tempat ini banyak inspirasi muncul kekayaan ide muncul dan hadir.
“Wah mungkin kita sudah dekat dengan langit ini, wah angin kencang kali, tengok di bawah sana rumah-rumah dan perkebunan masyarakat kayak petak-petak sawah lagi,” ujar Mira Yati. “Hohohoho,” sambut Sumadi.
Sejenak menikmati keindahan panorama, kemudian menyimpan keindahannya dimemori masing-masing tim. “Hal-hal seperti inilah yang perlu diceritakan kepada anak-anak kita betapa kuasanya Allah SWT menciptakan semua ini, kalau kita syukuri tentu hal ini akan menambahkan keimanan dan keyakinan pada sang maha pencipta,” urai Hardizon.
Meski rasanya kaki tak mau beranjak dari tempat tersebut, namun karena adalagi tugas utama yang harus dilakukan, tim ini pun meninggalkannya dengan hati iba, sang Driver yang setia mengajak tim untuk melanjutkan perjalanan, sesekali membuka pembicaraan dengan lucu-lucu sambil bercanda untuk menghilangkan rasa letih.
Sesampai di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) berjuluk Negeri Santri ini, karena hari sudah malam, tim ini menikmati makanan rumah makan sederhana, sambil menikmati keindahan Masjid Raya Pemkab Paluta yang bangunannya terdiri dari berbagai ornamen yang memiliki ciri khas tersendiri.
Masih di Kabupaten Paluta, tepatnya di Kecamatan Portibi, meski malam hari, tim ini melihat sapi yang beratnya 1 ton lebih, rencana hewan ini akan disembelih Presiden RI di Masjid Agung Nasional Islamic Center (MANIC) Rohul pada hari Raya Idul Fitri 1435 H mendatang.
Menurut keterangan dari pemiliknya, kalau sapi ini dagingnya hampir 400 Kg dengan harga sekitar 43 juta per ekor, kalau dilihat sepintas lalu, sapi-sapi yang bisa terlihat di Kabupaten Rohul kayak anak-anak sapi saja. Memang sangat luar biasa, namun pemilik menyebutnya sapi tersebut nama sapi Brahman.
Sudah sudah membuat kesepakatan dengan sipemelik sapi, renacananya akan dipesan dua ekor, kemudian tim pun melanjutkan perjalan pulang ke Rohul, untuk pematangan program-program selanjutnya, meskipun perjalana tersebut dilakukan selama 2 hari dan sangat melelahkan namun karena semua tujuan tercapai dengan baik, semua tim sampai di Kota Pasir Pangaraian dengan hati yang lega. (Endar. R)