ROKAN HULU detikperistiwa.com – Minta pamasangan listrik dilakukan secara kolektifitas, puluhan warga Tanjung Medan, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), mendatangi Kantor DPRD Rohul di Jalan Panglima Sulung, Kamis (10/03), petang.
Kedatangan puluhan warga ini, disambut, langsung Ketua Komisi II DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra dan Anggota DPRD Rohul dari Dapil II Arif Reza Syah, dalam hearing tersebut mengadukan pada wakil rakyat tersebut, jika ada pemasangan listrik harus kolektivitas terhadap seluruh masyarakat, jangan hanya mendengar para pengacau yang sebelumnya tidak ikut berjuang.
Hearing itu langsung dibuka Ketua Komisi II DPRD Rohul, menjelaskan supaya masyarakat itu bisa membuat komunikasi yang mengedepankan kepentingan dan meninggalkan ego masing-masing, sehingga tidak terjadi keributan dan gesekan yang seharusnya tidak perlu.
Kemudian, Arif Reza Syah, mengakaui kalau masyarakat Tanjung Medan sudah lama memperjuangkan listrik PLN tersebut selama bertahun-tahun, dirinya juga sudah menjadikan ini sebagai target dan programnya agar PLN bisa masuk di desa itu, secara khusus dan Tambusai Utara secara umum.
Disampaikan, Tokoh Masyarakat Tanjung Medan, Awang, kalau di sana ada sekitar 1.300 Kepala Keluarga (KK), yang bisa dialiri listrik itu hanya 300 KK, jadi sebelumnya sudah ada komitmen, jika memang mau masuk listrik harus bersama-sama.
“Kalau 300 KK saja yang masuk, terus bagaimana nasib warga yang ada di pedalaman, padahala mereka sudah berkorban, mereka merelakan kelapa sawit ditumbang supaya listrik tersebut bisa masuk,” tegasnya.
Langsung dijawab, Arif Reza Syah, listrik PLN bisa masuk ke Tanjung Medan dengan catatan tidak ada yang konflik di tengah-tengah masyarakat, memang diakui tidak bisa langsung sana masuk sekaligus, karena belum ada trapo, sehingga tidak bisa mengalirkan listrik ke seluruh penduduk di Desa Tanjung Medan ini jadi kendalanya.
“Saya juga masih berjuang, supaya di tahun 2016 ini, listrik itu masuk ke Tanjung Medan, termasuk pembelian dan pengadaan trapo yang nilianya sekitar Rp 300 juta, sehingga seluruh masyarakat bisa menikmati listrik,” papar Arif Reza Syah
Kemudian, Aryadi, meminta supaya sekelompok pengacau tersebut, jangan seenak saja, kalau bisa bekerja sama dengan panitia, sebab itul sudah ada komunikasi, baik dengan RT/RW, Kepala Dusun (Kadus), Kepala Desa (Kades), Camat, sedangkan mereka itu hanya mengambil kesempatan saja.
“Kami sudah mati-matian berjuang, kami yang sudah berada disitu selama ini, soalnya kami warga Transmigrasi, sejak tahun 1981 kami sudah tinggal di sana, ini kok baru tinggal, tiba-tiba sudah begitu perlakuannya, rugi tak mau, mereka cuma mau untuk saja,” tuturnya.
Sambung Awang lagi, meskipun yang tiga ratus KK itu dipinggir jalan, tapi tidak lahan dan kelapa sawit mereka yang jadi korban. ” Ini sudah ditebangi sawit, sudah membayar panjar lagi, ketika listrik PLN datang, orang yang tidak berjuang dan berkorban malah tidak mendapat,” terangnya.
Jelasnya, masyarakat meminta supaya pemasukkan listrik itu harus sesuai dengan kesepakatan panitia dengan masyarakat dan aparat desa, jadi harus sesuai dengan komitmen. “Ini mereka mendatang biro yang lain, sementara kita kemarin sudah melelang itu dan sudah biro yang mengerjakannya,” imbuhnya.
Mendengar keterangan itu, Novliwanda meminta supaya panitia duduk bersama dengan Kades Tanjung Medan, kemudian meminta supaya menyelesaikan itu di tingkat desa, setelah itu kades menyampaikan pada dewan nantinya.
“Jadi harus ada yang mengalah duduk bersama, Camat, Kades RT/RW bisa duduk bersama masyarakat mencarikan solusi yang terbaik, sebab nanti jika ribu masih banyak lagi desa-desa di Rohul yang mendapatkan listrik tersebut,” tutupnya.
Setelah medengar kesepakatan itu, masyarakatpun memahami maksud dari hearing tersebut, merekapun membubarkan diri dan kembali, tinggal melaksanakan musyawarah dan melakukan intruksi wakil rakyat itu, jika nanti ada kendala lagi, Novliwanda Ade Putra dan Arif Reza Syahsiap menampung aspirasi mereka. (Endar. R)