ROKAN HULU detikperistiwa.com – Anggaran pembangunan saluran terkoneksi Daerah Irigasi (DI) Okak, Batang Samo, Kaiti (Osaka) di Desa, Sukamaju, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), dinilai sejumlah aktifis sebagai pemborosan anggaran, untuk diminta kepada aparat hukum supaya turun langsung kelapangan dan menunda proyek tersebut.
“Kami menilai proyek ini, termasuk proyek yang sangat luar biasa, setahu kami tidak ada sawah sampai 3 ribu hektar di Rohul, ini anggarannya sampai ratusan miliyar, kami menduga ini proyek mubazir, jadi sebelum keuangan negara tersedot habis lebih baik proyek ini dihentikan,” terang S. Hasibuan saat mendatangi kantor proyek tersebut, Sabtu (24/9).
Lanjutnya, proyek Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktur Jendral Sumberdaya Air Badan Wilayah Sumatera 3 yang dikerjakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan Konsultas pengawas PT Inakko International Kosulindo
“Proyek tersebut untuk lahan perswahan sekitar 3.246 Ha, bersumber dari dana APBN sekitar Rp 105. 865.799.000 (termasuk ppn), selama 730 hari kerja Sejak 23 November 2015, kemudian nomor kontrak 02.09./105//PPK.IR.III/SNVT.PJPA/2015,” terang S. Hasibuan lagi.
Cuma herannya, di Rohul ini tidak sawah seluas itu, maka para aktifis meminta aparat hukum, baik itu Mabes Polri, Kejagung, KPK RI supaya turun langsung kelapangan untuk mengchek proyek, dari pada ratusan miliyar anggaran akan mubazir dan terbuang sia-sia.
“Khususnya kepada KPK RI kami minta supaya turun langsung meninjau proyek ini, kami anggaran sampai ratusan miliyaran, sebab setelah kami melihat pihak perusahaan juga sangat tertutup kepada masyarakat,” sebutnya kembali.
Saat dicoba untuk melakukan konfirmasi kelapangan termasuk mendatangi langsung ke Kantornya yang berhak memberikan keterangan sesuai penyampaian para pekerja di tempat tersebut, atas nama Sofwan, namun sudah dua kali mendatangi supaya bisa mendapat informasi terkait proyek itu juga tidak berhasil.
Bahkan jawaban dari para pekerja di tempat tersebut, seperti berbelit-belit saja, kemudian dicoba untuk meminta nomor kontak seperti nomor Hand Phone supaya bisa melakukan , para pekerja itu mengaku tidak memilikinya. (Endar. R)