Tepat pada hari ini jumat tanggal 22 desember tahun 2017 kita semua memperingati Hari Ibu.
Tapi pernahkah kita pikirkan atau bertanya, mengapa dan bagaimana hari ibu itu bisa diperingati?
Saya kira kalau kita lihat ke masa dulu, kita akan tahu apa penyebabnya. Karena pada masa dulu memang pergerakan perempuan yang begitu hebatnya memperjuangkan kemerdekaan, baik untuk negara maupun untuk dirinya sendiri.
Untuk saat ini hari ibu atau kita lebih suka suka dengan hari Ibu hari itu lebih sedikit hanya untuk para ibu kita yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan kita. Ditujukan untuk kasih sayang seorang ibu yang diberikan kepada anak dan keluarga.
Itulah perjuangan para ibu atau perempuan saat ini yang hanya terbatas lingkungan domestik saja.
Peringatan hari ibu sekarang lebih ke isi peran ibu dirumah, dengan memberikan bunga, berikan ucapan-ucapan terimakasih, berfoto selvie dengan ibu dan masih banyak lagi.
Namun, ada satu pertanyaan dari benak saya, jika hari ibu saat ini hanya untuk ibu yang telah melakukan banyak hal untuk anak dan keluarga saja yang masih pantaskah hari ibu ini diperingati untuk ibu yang hanya mengandung dan melahirkan saja?
Masih pantaskah hari ibu ada untuk ibu yang tidak membesarkan dan mendidik anaknya? Masih pantaskah sebagai anak yang tidak menerima kasih sayang dari ibu memperingati hari ibu?
Harus ditujukan kepada siapa? Harus melakukan apa? Karena luasan ukur hari ini hanya sebatas itu maka akan ada anak yang tidak bisa mencapainya. Menyedihkan bukan?
Apakah hanya sebatas itu? Tentu saja tidak. Kita harus kembali lagi pada masa perjuangan perempuan dulu. Hari ibu ada karena adanya para pelaku perempuan pada masa dulu yang berjuang untuk para kaum perempuan juga, bukankah jadinya hari ibu yang ditujukan untuk para pelaku perempuan saja?
Jadi kita tarik kesimpulan, pada masa kini ibu dijadikan sosok pahlawan untuk anak, wajar jika ada yang memperingati hari ibu dengan alasan seperti itu.
Karena ibu telah berjuang selama 9 bulan terakhir, lalu melahirkan dengan taruhannyawa dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang yang tulus.
Namun yang jadi pertanyaan saya lagi, apakah ibu yang hanya mengandung dan melahirkan saja bisa disebut pahlawan? Walau begitu berbaris dan dengan taruhannyawa, tapi tanpa dia membesarkan dan memberikan kasih sayang kepada anaknya itu tidak cukup untuk dikatakan sebagai pahlawan.
Karena sosok ibu yang benar bukan hanya ibu yang mengandung dan melahirkan saja, tapi ibu yang merawat, membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang yang tulus pada anak sedari kecil.
Lalu untuk apa hari ibu ada dan diperingati sekarang kalau masih ada anak yang tidak bisa mencapainya?
Jadi, hari ibu saat ini adalah renungankah untuk kita semua atas jasa pahlawan perempuan dulu atau sosok ibu saat ini atau hanya sebagai korban satu hari bersama ibu?
SELAMAT HARI IBU.
(Ani Apriani – Ketua Pemberdayaan Perempuan HMI Komisariat STIE PPI, Citra Raya, Kabupaten Tangerang)