PLG: WACANA GOLKAR BERIKAN SIGNAL PDIP KETU DPR ” ITU BARU NAMANYA KOALISI PANCASILA”

Keterangan Gambar: Presidium Presidium Persatuan Loyalis Golkar (PLG), Johnson Silitonga
Keterangan Gambar: Presidium Presidium Persatuan Loyalis Golkar (PLG), Johnson Silitonga

JAKARTA-Presidium Presidium Persatuan Loyalis Golkar (PLG), Johnson Silitonga menyambut baik adanya wacana di internal Partai Golkar yang berpandangan, posisi Ketua DPR RI merupakan hasil dari suara atau kursi terbanyak partai politik pada saat pemilu.

“Dengan demikian, maka seyogyanya posisi kursi ketua DPR RI tersebut diberikan kepada PDIP sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak pilihan rakyat atau pemenang pemilu, itu baru namanya, koalisi pancasila,” sebutnya, di Jakarta, Sabtu (23/13)

Lanjutnya, PLG berpandangan, momentum politik ini sangat baik bagi Partai Golkar untuk memainkan peran strategisnya, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kembali daya tawar politik partai golkar di mata publik maupun dalam kolaisi pemerintah.

“Sikap-sikap politik yang konsisten dalam menjaga tatanan demokratisasi yang mengedepankan nilai-nilai yang lebih beradab tersebut dapat menjadi paradigma baru politik yang sehat dan produktif terhadap stabilitas pembagunan nasional diberbagai aspek,” tuturnya.

Jhonson Silitonga, sebagai partai besar dengan perolehan suara terbanyak kedua, Partai Golkar memiliki ruang dan waktu yang optimum untuk meletakan rencana strategis politiknya baik jangka pendek maupun jangka panjang secara lebih efektif.

“PLG sangat mendukung ketika Partai Golkar memilih DR. Azis Syamsudin untuk mengisi kekosongan jabatan Ketua DPR yang berhalangan tetap karena menghadapi proses hukum,” tukasnya.

” Penunjukan AS, sangatlah tepat dan baik terhadap produktivitas kinerja parlemen tersebut karena AS memiliki potensi yang mumpuni dari rekan-rekan sejawatnya di fraksi golkar. Namun tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya dan itu sangat disayangkan,” bebernya.

Untuk itu, sebagai penguatan keluar politik kelembagaan sudah sangat tepat momentumnya bilamana Golkar lebih merealisasikan wacana diatas. “Tinggal persoalannya adalah mau atau tidak untuk berani totalitas dalam koalisi pemerintahaan saat ini,” pungkasnya mengakhiri (raja paluta rambe)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.