BNN AJAK MASYARAKAT KERJASAMA UNTUK PERANGI NARKOBA

JAKARTA– Pihak BNN menggelar konferensi pers berlokasi di gedung BNN lantai 7. Dalam konferensi tersebut diuraikan mengenai temuan dalam sebuah operasi tim, ditemukan diantaranya adalah Shabu 4.71 ton melalui Operasi, Ganja 151.22 ton, ekstasi 2.940.748 butir seberat 627.84 kilogram.

BNN telah menerima barang rampasan negara yg berasal dari pengungkapaan kasus narkoba dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil kejahatan Narkoba senilai Rp.27.282.130.000. Yang dimanfaatkan untuk pemberantasan narkoba.

Didapati 79 orang yang meninggal dan bandar yang telah tewas saat penindakan dilapangan.

Di tahun 2018 nanti BNN lebih menekankan pembinaan kaum ibu dan akan disosialisasikan ke BNP provinsi se-Indonesia, education kepada tenaga pengajar pendidikan, tokoh masyarakat, ulama dan ormas.

Menjelang tahun baru sudah koordinasi kepada pihak Kapolri dan Panglima TNI untuk memencegah antisipasi masuknya narkoba di tambah bea cukai dengan dibantu oleh TNI.

Karena di tahun 2017 sudah ditemukan 68 zat NPS jenis baru dan 60 diantaranya sudah disahkan oleh kemenkes  melalui Permenkes No. 41 tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika dengan ancaman yang diberlakukan sesuai dengan UU Narkotika No. 35 tahun 2009, tapi 8 belum disahkan.

Kalau di Indonesia, hampir semua jenis narkoba didunia ada di Indonesia, generasi muda sekarang cenderung awalnya hanya untuk coba-coba. Hingga sampai ke makanan juga ada mengandung narkoba.

Mereka bekerjasama utk meracuni anak-anak tingkat TK dan SD melalui mencampur makanan dengan jenis narkoba.

Negara ini memang kalah untuk menekan bangsa pasar yang telah diperluas oleh bandar narkoba.

“Sampai saat ini negara belum melakukan protes kepada negara pengirim narkoba karena belum ada keseriusan dari negara dalam pemberantasan narkoba sungguh memprihatikan, kita menjadi mainan oleh bandar narkoba,” tuturnya

“Keikut-sertaan masyarakat dalam membasmi narkoba kedepannya perlu di intensifkan kembali di tahun berikutnya,” kata Budi Waseso.

Percuma saja rehabilitasi di lapas, sia-sia karena peredaran narkoba yang merajalela sehingga tidak membuat efektif program rehabilitasi di lapas.

Bahkan tahanan narkotik sudah merasa nyaman didalam lapas karena mudahnya mendapatkan narkotik tidak seperti diluar.

“Untuk pemahaman soal bahaya narkoba sudah direalisasikan melalui modul pendidikan di empat provinsi. BNN ingin ada standarisasi dari aspek kesehatan kepada rehab pengguna narkoba,” jelas Budi Waseso saat diwawancarai awak media.

Tentang ajang bisnis pelaku rehab yang tidak memperhatikan kejiwaan pengguna. Sedangkan di BNN Pusat Rehabilitasinya dihuni oleh semua kalangan, dari mantan pejabat, artis sampai orang yang tidak mampu.

“Kita coba teliti dan lihat kembali tentang hasil rehab sekarang, sudah lumayan lebih baik dibanding terdahulu. Sebab dilakukan tidak dengan cara asal-asalan dalam menjalankan prosesnya,” paparnya.

“Kedepannya BNN akan menekan pangsa pasar narkoba di Indonesia,” tegasnya.

Di Indonesia narkoba 1.5 juta rupiah laku terjual sehingga banyak yang jual, sedangkan di negara luar narkoba hanya bernilai 25 ribu rupiah.

Untuk fungsi kepala BNN adalah langsung bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia Joko widodo.

Buwas menyatakan bahwa dia siap untuk mengabdikan diri demi negara NKRI ini.

Di BNN rehabilitasi di huni oleh semua kalangan dari pejabat, artis sampai orang yang tidak mampu.

Untuk ke kedepannya juga BNN akan lebih melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap oknum-oknum yang coba melindungi peredaran narkoba.

Selain bersinergi dengan seluruh elemen bangsa untuk menghadapi ancaman Narkoba, BNN juga mengaktualisasikan diri dengan menambah kekuatan internal.

Tahun ini merupakan sejarah bagi BNN dan TNI, karena pada tahun inilah secara hukum dan Undang-Undang, sebanyak 4 Perwira Menengah TNI secara resmi menduduki jabatan dalam struktur organisasi BNN, keterlibatannya unsur TNI dalam penanganan permasalahan narkoba merupakan bagian dari sinergitas dinamika organisasi.

Hal ini merupakan bentuk keseriusan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Narkoba.

Penambahan kekuatan internal juga dilakukan di 28 BNN Kabupaten/Kota guna memperluas jangkauan wilayah rawan peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkoba.

Hingga saat ini BNN sudah memiliki 34 BNN Propinsi dan 173 BNN Kabupaten/Kota.

Kesimpulannya, untuk memerangi masalah Narkoba hingga tuntas sangat dibutuhkan komitmen, semangat, dan tekad yang kuat.

Dukungan seluruh elemen bangsa dalam mengemban tugas dan amanah, mari berjuang bersama untuk bersihkan negara dari penyalahgunaan dan peredar gelap Narkoba. (ali/put-p03).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.