TANGERANG-Jelang memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tangerang ke 74 Tahun 2017, elemen mahasiswa, terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Kabupaten Tangerang (IMKT) menggelar kegiatan refleksi musikalisasi puisi di Boots Komunitasnya.
Hal ini, sebagai kado untuk Kabupaten Tangerang yang sudah menginjak umur 74 tahun 2017. Kegiatan yang bertajuk “Malam Puisi Untuk Kab Tangerang” pasak dengan kondusif, namun kegiatan tersebut diwarnai inseden pembubran paksa oleh pihak keamanan.
Mantan Ketua Umum Komisariat HMI Tigaraksa, Marno, mengucapkan sangat menyayangkan tindakan pihak keamanaan yang tanpa dulu membubarkannya.
“Rileks aksi kami di boots komunitas dan sambil jualan, kreasi suara kami dicederai oleh oknum yang secara paksa membubarkan acara kami,” tukasnya.
Marno menggelar acara yang sudah berkordinasi dengan pihak panitia Ultah dan keamanan, namun pihak keamanan dan Kasat Pol PP menilai kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa tersebut.
” Padahal komunitas dan pengunjungpun menikmati suguhan puisi yang dilantunkan oleh mahasiswa tersebut,” ucap Marno Sabtu (30/12) .
Dikatakan Ketua IMKT, Bagus muhammad Rijal, kondisi pemerintahan dan kepemudaan hari ini perlu ada perubahan. ” Maka kami sebagai agen of sosial control menilai ada beberapa kinerja pemerintah yang hari ini belum dituntaskan,” imbuhnya.
“Kami sebagai mahasiswa ingin menyampaikan dengan santun atau dengan puisi dan musikalisasi yang kami sampaikan, namun sayang dengan sikap otoritas pihak keamanan kami dinilai sebagai pembuat kegaduhan dan kerusuhan,” tukasnya.
“Kami ingin agar ke depan Kabupaten Tangerang memperbaiki playanan kependudukan, perijinan, dan kesehatan, di dalamnya banyak hal-hal yang harus diselesaikan terkait pungli dan keterlambatanya membuat KTP dan perijinan,” urainya.
“Karena masyarakat mengeluh dengan persoalan sekecil itu agar bisa diperbaiki, padahal Kabupaten Tangerang sudah menjadi kabupaten maju dan bisa bersaing dengan kabupaten/kota lain,” ucap Bagus.
Bidang Informasi IMKT, Ginandjar menjelaskan hal ini bentuk cinta terhadap daerah, layaknya organisasi lain yang memberikan karya untuk daerah. “Puisi-puisi inilah karya kami, apalagi anggota-anggota kami punya karya sastra yang luar biasa jadi inilah wadahnya,” tuturnya.
Selain sebagai bentuk kado terhadap daerah, puisi-puisi yang disampaikan juga berfungsi sebagai autokritik terhadap mahasiswa, pemuda dan pemerintah itu sendiri.
“Puisi-puisi ini bentuk apresiasi sekaligus penyampain aspirasi kami, khususnya sebagai autokritik untuk mahasiswa, pemuda dan pemerintah,” timpal Marno Ketua Umum HMI Kabupaten Tangerang Periode 2017
(Raja Paluta Rambe)