- KEPULAUAN SELAYAR-Enam bulan sudah, “ultimatum” penertiban hewan ternak liar dikeluarkan Bupati Kepulauan Selayar, Muh Basli Ali kepada sebelas orang camat di wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Ancaman pencopotan terhadap camat yang tidak mampu menertibkan hewan ternak liar di wilayahnya disampaikan secara tegas oleh Muh. Basli Ali di hadapan hampir seluru Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat dan kepala desa yang hadir pada rangkaian pembentukan desa Open Devecation Free (ODF) di Lapangan Pemuda Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki, pada medio bulan Maret 2017 silam.
Namun ironis, karena sepanjang tahun 2017, tak terhitung, berapa jumlah korban laka tunggal di jalan raya yang harus menjadi korban ternak liar, tak bertuan. Peristiwa naas terakhir, terjadi di akhir bulan Desember 2017.
Dalam peristiwa laka tunggal yang terjadi di perbatasan Desa Laiyolo dan Desa Laiyolo Baru, Kecamatan Bontosikuyu, pada sekitar pukul 12.00 Wita iu, salah seorang warga Dusun Padang Oge, Desa Laiyolo, bernama Jabal, harus dievakuasi menuju ruang instalasi gawat darurat (IGD) RSUD KH. Haiyung, Benteng, usai menabrak sapi tak bertuan.
Korban yang jatuh usai menabrak sapi, terpaksa harus dilarikan ke RSUD KH. Haiyung, Benteng dan langsung diberikan bantuan pernafasan oleh tim medis rumah sakit yang menerima dan menangani korban.
Sebelumnya, peristiwa laka tunggal serupa sempat terjadi di wilayah Pemerintahan Kecamatan Buki, berselang beberapa jam usai dilaksanakannya rapat koordinasi (Rakor) Penertiban hewan ternak di ruang Aula Kantor Camat Buki yang dipimpin Camat Buki, Ince Abdul Rahman, S.Sos.
Korban yang mengalami laka tunggal usai menabrak sapi langsung dievakuasi dengan menggunakan armada ambulance Puskesmas Buki menuju ruang instalasi gawat darurat (IGD) Puskesmas Buki.
Akibat tidak sadarkan diri, korban terpaksa harus menjalani perawatan intensif dan menadapatkan bantuan pernafasan buatan (oksigen).
Kejadian naas tersebut, menambah deretan panjang korban laka tunggal yang dipicu oleh masih cenderung rendahnya kesadaran pemilik ternak di daratan Kepulauan Selayar, dalam mengembalakan hewan ternak miliknya. (tim)