DARUBA – Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Bela Morotai nyaris bentrok dengan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) di depan kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Rabu (10/1).
Puluhan mahasiswa yang berorasi di depan kantor BKD kemarin itu, mendesak BKD agar tes TKD untuk K2, segera dihentikan, karena dianggap tidak sesuai dengan prosedur, selain itu surat pernyataan tidak menuntut diangkat menjadi PNS juga dianggap jebakan bagi honorer K2.
“Kami meminta BKD harus hentikan pelaksanaan pendaftaran TKD sebelum adanya penjelasan resmi dari Bupati Benny Laos,” tegas Abujais Gafur salah satu orator saat menyampaikan orasinya.
Aksi yang di mulai sekira pukul 10.00 wit itu, mulai memanas ketika massa aksi memaksa membakar Ban Mobil di depan kantor BKD.
Akibat dari paksaan massa aksi untuk membakar Ban Mobil, saling dorong antara massa aksi dan anggota Satpol-PP juga tidak terkendali, sehingga nyaris terjadi perkelahian.
Beruntung bentor tidak terjadi, karena anggota Polres Morotai langsung turun mengamankan peserta aksi. Setelah aksi saling dorong usai, sekira pukul 11. 25 wit Kepala BKD Ansar Tibu memanggil perwakilan massa aksi untuk dilakukan hearing.
Saat hearing berlangsung, Ansar menjelaskan, tes TKD untuk K2 tetap dilakukan, namun ada beberapa persyaratan sudah dihilangkan seperti surat pernyataan tidak diangkat menjadi PNS dan nilai standar 6,5 sudah di hapus, jadi K2 berkasnya dipisahkan dari pelamar pada umumnya.
“Jadi tidak ada lagi masalah soal honorer K2, sehingga hari ini (kemarin, red) K2 juga sudah memasukan berkas pendaftaran,” jelasnya.
Mendengar penjelasan Ansar, massa aksi lalu membubarkan diri dengan tertib.
Sesuai jadwal panitia TKD, Jadwal pendaftaran telah berakhir Rabu kemarin dan Jumlah pelamar TKD sudah mencapai 3000 lebih.
Sementara untuk penguman lolos administrasi dijadwalkan pada Jumat (12/1) dan Sabtu (13/1) dilaksanakan tes.
(Oje)