MEDAN-Wakil Walikota Medan, H Ir Akhyar Nasution, S M Si, buka dialog bertema, ‘Merajut Kebinekaan Merawat Kebangsaan’.
Dialog itu, bersama Forum Komunikasi Antar Budaya Adat (Forkala) bertujuan untuk mengajak masyarakat Kota Medan bersama-sama mewujudkan bangsa Indonesia yang satu dalam merajut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dialog diadakan di Medan Club, Jalan RA Kartini, Selasa (24/01) Pukul 9.00 Wib.
Untuk melindungi Kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia lanjutnya, kita harus menolak segala bentuk kekerasan, penyerangan ataupun pembungkaman terhadap kelompok agama, Ras, etnis, gender serta kepercayaan dari sudut pandang yang berbeda.
“Saya pikir Dialog Kebudayaan Forkala yang digelar hari ini sangat tepat menggambarkan suasana Kota Medan sebagai Kota yang menjadi Rumah Kita Bersama, Kota Humanis, Religius, dan Multikultural,” ujar Wakil Walikota.
Wakil Walikota mengucapkan terima kasih kepada Forkala Kota Medan yang telah menginisiasi kegiatan dialog kebudayaan dengan mengumpulkan tokoh-tokoh adat yang ada di Kota Medan sebagai sarana komunikasi masyarakat Kota Medan.
“Sehingga semuanya paham untuk merawat dan merajut kebhinekaan di Kota Medan agar tetap utuh dan satu,” imbuhnya.
“Tanpa memandang Suku, Ras, Agama, Partai dan sebagainya, marilah kita saling bantu mewujudkan bangsa yang satu bernama NKRI. Seluruh warga bangsa Indonesia ada di sini, maka kita harus wujudkan hidup damai tanpa mempersoalkan keberagaman,” jelas Akhyar didampingi Kadis Kebudayaan Suherman dan Kabag Sosial Pendidikan Ahmad Raja Nasution.
Senada dikatakan Ketua FORKALA Kota Medan Datuk Freddy Haberhams mengatakan, mengatakan, Medan ini adalah miniaturnya Indonesia, segala suku adat ada, jadi dengan dialog adalah silaturahmi dengan tokoh-tokoh adat yang ada.
Thema yang diangkat dari Medan untuk Indonesia, Merajut Kebhinekaan Merawat Kebangsaan ini, untuk merespon isu Kebhinekaan yang sentral dibicarakan di Indonesia belakangan ini. FORKALA adalah satu Forum khususnya untuk menjembatani silaturahmi.
“Dialog ini diadakan agar terjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh adat. Mari kita menyatukan visi-misi, memyatuakn persepsi, Kami juga ingin menjadi denyut nadi dalam membangun kebudayaan dan kebhinekaan di Kota Medan terutama dalam memastikan kebhinekaan di tahun 2018 ini,” pungkasnya
” Tahun ini adalah tahun politik, jangan sampai kita terpecah belah, tetap menjunjung nilai-nilai adat di daerah nya. Tahun ini merupakan tahun politik, boleh memilih salah satu, kandidat, tapi tidak boleh terpecah-pecah,” tuturnya.
“Dalam acara dialog ini kita memang tidak mengundang ketiga kandidat, karena tidak mau terkontaminasi, seakan- akan dukung mendukung,” jelasnya.
(Er/rel)