REKLAMASI PASE II PELINDO I, DIWARNAI ADUDOMBA DAN PECAH BELAH ANTAR NELAYAN

 

BELAWAN- Bersatunya nelayan yang didukung pemuka-pemuka masyarakat, aktivis, dan Politis berhasil gagalkan reklamasi yang mengancam hajat hidup nelayan di daerah Jakarta. Namun tidak di Medan Sumatera Utara, Reklamasi pase II PT. Pelindo-1 Medan berhasil diselesaikan baru-baru ini.

Keberhasilan tersebut tinggalkan segudang masalah, anehnya tak seorangpun di tanah Sumatera Utara yang ambil peduli dengan segudang masalah itu.

Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, terlaksananya reklamasi pase II PT. Pelindo-1 Medan tidak terlepas dari pengkhianatan oknum yang bawa-bawa nama nelayan yang berikan tandatangan sebagai bentuk dukungan terlaksananya reklamasi pase II. Adudomba dan pecah belah sesama nelayan dipertontonkan tak obahnya seperti zaman penjajahan Belanda.

Runmor yang berkembang di tengah kalangan masyarakat nelayan, petinggi-petinggi PT. Pelindo-1 Medan lakukan siasat rangkul sikut terhadap nelayan. Nelayan-nelayan yang didukung aktivis atau lembaga lainnya akan dibenturkan dengan golongan nelayan yang lain. Meskipun tanpa disadari nelayan kecil Medan Utara, sepanjang ini bentrok sesame nelayan kecil itu belum terjadi.

Mulanya ribuan nelayan kecil Medan Utara dihebohkan dengan pengumpulan data nelayan yang akan diberikan kovensasi oleh PT. Pelindo-1 Medan dan anak perusahaan. Banyak pihak dan oknum-oknum Pelindo-1 Medan lakukan pendekatan dan rangkul tokoh-tokoh nelayan dan pemuka masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekompakan antar nelayan kecil.

Sejalan dengan system rangkul sikut tersebut, banyak pihak yang tergabung dalam kegiatan sosial yang didukung PT. Pelindo-1 Medan. Penggelaran acara sosial, pemberian santunan anak yatim dan kaum du’afa hususnya bagi masyarakat Belawan sekitarnya jadi tanda tanya besar, tidak tertutup kemungkinan hanyalah sebagai pencitraan untuk meloloskan reklamasi.

Kebenaran tudingan miring yang berkembang di tengah-tengah publik tersebut dikuatkan dengan terlibatnya Camat Medan Belawan Ahmad sebagai penguasa verifikasi penyaluran kontribusi yang direncanakan PT. Pelindo-1 Medan. Sejumlah tokoh nelayan dan pemuka masyarakat yang dirangkul PT. Pelindo-1 Medan untuk pendataan nelayan kecil yang terkena dampak reklamasi disikut tak dihiraukan lagi. Akibatnya nelayan kecil yang sebelumnya sudah terdata kocar kacir tak obahnya seperti anak ayam kehilangan induk.

System adu domba dan rangkul sikut tersebut dikecam berbagai aktivis. “Kita sangat sesalkan system yang dibangun oknum-oknum PT. Pelindo-1 Medan, nelayan kecil Medan Utara itu bukanlah rakyat yang terjajah di zaman penjajahan Belanda, mereka sudah merdeka dan tak perlu diadudomba. Harsunya dari awal-awal libatkan pihak pemerintah dalam pendataan nelayan kecil yang terkena dampak reklamasi. Dan perlu diingat PT. Pelindo-1 Medan bahwa kontribusi nelayan bukanlah selesaikan subtansi resiko dampak buruk reklamasi terhadap hajat hidup orang banyak,” imbuhnya.

“Tidak tertutup kemungkinan dampak buruk yang sangat besar akan terjadi akibat reklamasi dan PT. Pelindo-1 Medan haruslah ikrarkan bertanggung jawab,” kata aktivis Sumut K. Saragih. Minggu (11/2).

Terpisah, ancaman bagi nelayan misalnya penimbunan reklamasi pase II PT. Pelindo-1 Medan di sekitar alur lintas kapal ancaman maut bagi nelayan, dimana pada debet air laut surut pecah ombak sangat kuat hantam timbunan dan bahayakan nelayan kecil yang lintas di daerah tersebut.

“Kita tidak berani lintas di daerah penimbunan itu karena pecah ombak yang hantam pasir timbun tersebut sangat berbahaya, perahu nelayan kecil pastilah terbalik diterpa pecah ombak dan itu ancam nyawa kami nelayan kecil yang gunakan perahu motor,” kata nelayan Medan Labuhan Zulkifli.

Selain dampak reklamasi pase II hilangkan hasil tangkap ikan, nelayan Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Labuhan nelayan kampung nelayan Kelurahan Nelayan Indah, dan nelayan Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, serta Nelayan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan harus menambah beban melaut. Pasalnya Nelayan nelayan tersebut keliling timbunan Reklamasi pase II PT. Pelindo I Medan sebelum menuju peralihan tangkap ikan.

Dirut PT. Pelindo I Medan, melalui ACS Humas Pelindo I Medan Fiona Sari Utami. Beberapa hari yang lalu, ketika dikomfirmasi melalui Whats App ditelpon selulernya menuturkan “verifikasinya melibatkan unsur Muspika yang diketuai oleh Camat Belawan Ahmad SP,” ucap Viona.

(Nur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.