KAPOLRI URAIKAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TERORIS

 

JAKARTA-Kapolri Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D menjadi keynote speaker pada Simposium Internasional “Counter-terrorism: Contemporary Strategies and Future Architecture” Kamis, (27/9/2018), di Kampus II Ubhara, Jakarta

 

Dalam kegiatan ini turut hadir, Prof Dr. Rohan Gunaratna, Head of the International Centre for Political Violence and Terrorism Research (RSIS Singapore), Irjen Pol (P) Dr. (c) H. Bambang Karsono, SH, MM,  Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Mr. Jared C. Kimbell, Resident Legal Advisor US Departemen of Justice, Prof. (RIS) Hermawan Sulistyo, MA, Ph.D, APU.

 

Kemudian, Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Mr. Nestor Nabe, Ph.D.  College of Criminal Justice Education, University of Mindanao, Mrs. Keara Shaw, First Secretary (Political) Embassy of Australia, Irjen Pol Drs. Hamidin, Deputi III Bidang Kerjasama Internasional BNPT RI  serta undangan dan peserta seminar sebanyak 585 orang.

 

Kapolri dalam kegiatan ini di dampingi PJU Mabes Polri diantaranya Wakalemdiklat, Karopenmas dan Karoprovost.

 

Dalam seminar Internasional tersebut dibuka dengan sambutan dari Prof. Hermawan Sulistyo, dilanjutkan sambutan dari Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Utara Irjen Pol (p) Dr. (c) H. Bambang Karsono SH, MM dan dilanjutkan Keynote Speech Kapolri.

 

Dalam kesempatan tersebut, Kapolri menyampaikan uraian tentang perkembangan terorisme dalam tataran global dan dalam tataran domestik.

Kapolri juga menguraikan strategi yang diterapkan  Polri dalam mencegah dan menangani terorisme di Indonesia yaitu dengan strategi hard approach dan soft approach secara simultan dan berkelanjutan.

 

Hard approach diwujudkan dengan melaksanakan penegakan hukum/law enforcement agency led secara profesional. Tugas tsb diemban oleh Polri dgn didukung oleh aparat intelijen dan TNI.

 

Sedangkan soft approach diwujudkan dengan menerapkan lima strategi yaitu deradikalisasi, kontra radikalisasi, kontra ideologi, menetralisir sarana persebaran ideologi radikal dan menetralisir situasi yang kondusif untuk persebaran ideologi radikal.

 

Implementasi kedua pendekatan tsb secara simultan dan berkelanjutan terbukti cukup efektif dalam mencegah dan menangani ancaman terorisme di Indonesia.

 

Acara dilanjutkan dengan diskusi panel, kemudian tanya jawab diakhiri dengan penyerahan cindera mata sertifikat serta foto bersama.

 

(Garnia Gumala Sari)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.