Pamor Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Tejomoyo

 

 

Bagus Santoso : Pamor Wadah Seni Budaya dan Usaha Bersama

 

PEKANBARU-Besok malam tepatnya Sabtu 29 september 2018, paguyuban masyarakat Solo Riau (Pamor) mengadakan kegiatan rutin tahunan memperingati bulan suro menggelar seni budaya wayang kulit semalam suntuk di Sekretariat Omah Pendopo Karangkedempel, Jalan Pertanian, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

 

Sudah diketahui secara luas masyarakat Riau keberadaan Pamor sebuah paguyuban yang fokus sosial kemasyarakatan yg komitmen pada program dan kegiatan melestarikan seni dan budaya serta usaha kecil menengah.

 

Hampir 75 persen anggota pamor adalah pengusaha kuliner dari warung bakso, pecel lele, soto sampai sate.

 

Di samping juga berkumpul para pengusaha dan pebisnis  besar properti, percetakan, kontraktor dan konveksi. Di dalamnya juga ada Polisi, Tentara, pejabat eksekutif dan tak ketinggalan politisi anggota dprd kota/ kabupaten dan Provinsi. Semua bergabung dalam satu ikatan menyambung peseduluran.

 

Pamor  punya motto  Nglaras Roso Bangun Wargo, sepi ing pamrih rame ing gawe. Maknanya sembari bertemu keluarga juga membangun usaha bersama, mengetepikan pamrih tapi mengedepankan untuk maju dan sukses bersama- sama.

 

“ Secara keseluruhan anggota sudah ribuan orang,  khusus yang 475 anggota bakso dan kuliner yang sudah bergabung di Pamor, semuanya kompak saling membantu, ada persoalan saling memberikan solusi, paguyuban ini akhirnya menjadi wadah pendopo untuk berteduh menemukan solusi dan jati diri,” imbuh Bagus Santoso (Ketua Umum Pamor) yang juga menjabat anggota DPRD Provinsi Riau.

Pamor menjadi model paguyuban yang bisa menyatukan dari perbedaan dan harmonis dalam bingkai kemajemukan, beda warna baju, beda parpol, bahkan beda pilihan presiden, tetapi bersama dalam memajukan seni dan usah

 

” Ini semua juga, karena keteladanan para sesepuh yang duduk padaMajlis pertimbangan , dewan pembina serta dewan penasehat. Misalnga Penasehat Kyai Semar Pakde Tugimin yang selalu memberikan saran dan sarana secara permanen kepada seluruh anggota dan pengurus,” katanya.

 

Beliau pengusaha pemilik penggilingan bakso dan juga pemilik warung bakso. Pamor sangat bersyukur menemukan sosok panutan yang sudah mendito, cukup semuanya.

 

“ Pamor sudah berhasil menancapkan tonggak kemandirian, menjauhkan diri dari kesan banyak beridiri paguyuban karena kepentingan sesaat, dimana banyak munculnya organisasi karena kepentingan pilkada, pilpres maupun pileg, biasanya yang demikian akan rapuh dan runtuh,” imbuh bagus santoso yang juga menjabat sebagai Wakil ketua Pepadi (Persatuan Pedalangan) Riau.

 

Pamor setiap bulan mengadakan kegiatan terkait peningkatan berbagai macam usaha terutama kuliner. Juga mengundang berbagai lembaga terkait usaha seperti Perusahaan makanan dan minuman, perusahaan air mineral, perusahaan daging dan pengadaan sapi, Pegadaian, BPOM, BPJS, sejumlah Bank, Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan lembaga lainnya yang terkait pemberdayaan usaha dan seni budaya.

 

Untuk tahun 2018 Pamor mengangkat tema sepi ing pamrih rame ing gawe, ngangkat derajat ngrangkul sedulur. Dengan menampilkan wayang kulit semalam suntuk bersama ko dalang Haji Kenur dari Sragen Solo mengambil lakon Wahyu Tejomoyo.

 

Diharapkan kepada pecinta seni wayang kulit se Privinsi Riau untuk dapat hadir bersama rame rame nonton wayang.  “Seperti tahun – tahun sebelumnya Pamor bekerjasama dengan RRI Pro 4 Pekanbaru akan menyiarkan secara langsung,” pungkasnya.

 

(Rjp)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.