Unjuk Rasa Ratusan Warga Bogor, Protes Pembakaran Bendera

JAKARTA — Ratusan warga dari berbagai wilayah di Bogor berkumpul di Masjid Raya Bogor, Jalan Pajajaran sebelum menyambangi Mapolresta, Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat, Selasa (23/10/2018) siang.

Mereka hendak melaporkan aksi pembakaran bendera beraksara Arab yang mirip dengan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), oleh sejumlah orang berseragam Banser Nahdlatul Ulama (NU) di Garut, Jawa Barat pada Minggu (21/10/2018) lalu.

“Bersama-sama kita ke Mapolresta Bogor dalam  melaporkan oknum Banser yang melakukan pelecehan bendera tauhid, melakukan pembakaran bendera tauhid,” ujar salah seorang warga yang menjadi orator dalam aksi ini.

“Tindakan ini tidak bisa dibiarkan. Tindakan ini harus diusut, pelaku harus dituntut dengan hukuman setimpal,” lanjut orator tersebut.

Pantauan CNNIndonesia.com, sebelum bergerak ke Mapolresta Bogor, warga tersebut menggelar salat zuhur berjamaah di Masjid Raya Bogor.

Ratusan peserta aksi yang mengikuti kegiatan ini membawa sejumlah bendera berwarna hitam dan putih yang bertuliskan kalimat syahadat. Bendera yang mereka bawa mirip dengan bendera HTI.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa aksi ini merupakan aksi simpatik warga dan sejumlah organisasi masyarakat muslim di bogor atas kejadian di Garut beberapa waktu lalu. Namun ia tidak tahu ormas mana saja yang ikut dalam aksi ini.

“Ini gabungan warga dan ormas-ormas. Ini inisiatif saja sih karena kejadian kemarin,” kata dia.

Sejumlah pria berseragam Banser NU pada Minggu (21/10/2018) membakar bendera hitam karena dianggap mirip bendera HTI. Aksi pembakaran dilakukan saat merayakan Hari Santri Nasional.

HTI telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Indonesia karena dianggap berniat mengganti ideologi Pancasila. Pembubaran HTI dilakukan bertepatan dengan disahkannya Perppu Nomor 2 Tahun 2017, yang kemudian menjadi UU Nomor 16 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Bendera yang dibakar sejumlah pria berseragam Banser di Garut akhir pekan lalu adalah bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid identik dengan bendera Ar-Rayah yang kerap dikibarkan massa HTI. Ar Rayah, bendera berwarna hitam dan aksara arab putih disebutkan sebagai panji perang pada zaman Nabi Muhammad S.A.W.

Pasangan panji tersebut, yang juga kerap dibentang massa HTI adalah bendera dengan tulisan kalimat tauhid berwarna putih (Al-Liwa). Berbeda dengan Ar-Rayah, Al-Liwa memiliki fungsi sebagai bendera resmi negara Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Pada 2 Desember 2017 silam, dalam jumpa pers, eks juru bicara HTI Ismail Yusanto menolak dua panji itu disebut sebagai bendera organisasinya.

“Itu panji dan benderanya Rasulullah. Itu artinya benderanya muslimin di seluruh dunia,” kata Ismail saat itu.

“HTI menggunakan bendera itu sebagai simbol karena memang bagian dari usaha organisasi untuk mengenalkan persatuan semua Islam di seluruh dunia,” katanya.

(FHR/AYP/CNN/RJP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.